1.
Hakikat
Anak Usia Dini
- Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6
tahun
(Undang-undang Sisdiknas tahun 2003)
- Menurut NAEYC Anak Usia dini
adalah anak yang berada pada rentang usia 0-8 tahun
2.
Perkembangan
dan Pertumbuhan
- Perkembangan
Perkembangan
adalah proses bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks, menuju tingkat kedewasaan atau kematangan dari segala aspek ( Aspek
agama, sosial emosional, moral, bahasa, kognitif, psikomotor)
- Pertumbuhan
Pertumbuhan
adalah proses perubahan fisik, yakni bertambahnya jumlah dan besarnya sel di
seluruh bagian tubuh (berat badan,
tinggi badan, lingkar kepala, panjang rambut dll) yang bersifat kuantitatif.
Pertumbuhan dan
perkembangan merupakan suatu proses dalam kehidupan manusia yang berlangsung
secara terus menerus sejak masa konsepsi
sampai akhir hayat. yang berlangsung secara sistematis, progresif dan
berkesinambungan baik itu menyangkut aspek fisik maupun psikis.
3.
Aspek-Aspek Perkembangan Anak
1)
Aspek
perkembangan Fisikmotorik Anak Usia Dini
Pada
perkembangan fisik meliputi pertambahan berat badan, tinggi badan, perkembangan
otak, serta keterampilan motorik kasar dan motorik halus. Perkembangan
motorik kasar ditandai dengan aktifnya anak bergerak, melompat, dan berlarian,
terutama di usia 4-5 tahun. Semakin bertambah usia anak, maka semakin kuat pula
tubuhnya. Bila perkembangan fisik berjalan dengan baik, maka ia pun
semakin piawai menyelaraskan gerakan tubuh dengan minat ataupun
kebutuhannya. Sementara itu, motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan
dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi
mata-tangan. Contoh keterampilan motorik halus yaitu memegang krayon,
menyusun puzzle, menyusun balok, dan lain-lain.
2)
Aspek
Perkembangan Kognitif Anak Anak Usia
Dini
Teori
perkembangan kognitif yang banyak digunakan saat ini adalah yang dikemukakan
oleh Jean Piaget, seorang profesor psikologi dari Universitas Geneva, Swiss. Ia
menyatakan bahwa anak-anak memiliki cara berpikir yang berbeda dengan orang
dewasa. Sebagai bagian dari aspek perkembangan anak usia dini, perkembangan
kognitif anak: pada tahap praoperasional yakni usia 2-7 tahun pada masa ini, anak
mulai, dapat menerima rangsangan, tetapi sangat terbatas. Ia juga masih
“egosentris” karena hanya mampu mempertimbangkan sesuatu dari sudut pandang
dirinya sendiri. Kemampuan berbahasa dan kosakata anak juga sudah berkembang,
meski masih jauh dari logis.
3)
Aspek
Perkembangan Sosio-Emosional Anak Usia Dini
Sesungguhnya
telah dimulai sejak bayi dilahirkan. Dari segi emosional dapat dilihat dari
berbagai contoh sikap bayi, misalnya tersenyum atau menghentak-hentakkan kaki
saat ia senang. Atau, menangis untuk mengekspresikan rasa tidak senang atau
tidak puasnya. Pada masa pertumbuhan, anak cenderung mengungkapkan emosinya
dengan gerakan otot, seperti melempar, membanting, ataupun memukul barang.
Namun, dengan bertambahnya usia, reaksi emosional umumnya akan berubah menjadi
verbal, pengucapan perasaan atau kata-kata tertentu.
Bahsa
pada anak usia dini dapat berkembang dengan cepat jika anak meiliki kemampuan
dan didukung oleh lingkungan yang baik (
Novan Ardy Wiyani dan Barnawi, 2012:79). Pada usia 4 tahun perkembangan
kosakata anak mencapai 4000-6000 kata
dan berbicara dalam 5-6 kata. Usia 5 tahun pembendaharaan kata mencapai 5000-8000 kata. Perkembangan
bahasa pada anak usia 4-5 tahun sebagai berikut:
Ø
Berbicara lancar dengan kalimat sederhana
Ø
Menyebutkan
nama-nama benda, binatang ataupun tumbuhan
Ø
Bercerita
tentang kejadian disekitarnya
Ø
Mengikuti
1 sampai dengan 2 perintah sekaligus
Ø
Bercerita
melalui gambar
5)
Aspek
Perkembangan Agama dan Moral
Pada
tahap usia ini, anak diharapkan memiliki kemampuan untuk mengenal Tuhan, meniru
gerakan ibadah, mengucapkan do’a, mengenal baik dan buruk serta mengucapkan dan
membahas salam, sehingga dalam mengembangkan nilai-nilai agama dan moral, guru dapat memberikan
stimulasi melalui:
Ø Mengenalkan Tuhan melalui agama yang dianutnya.
Ø Meniru dan melakukan gerakan beribadah.
Ø mengucapkan doa sebelum dan/atau sesudah melakukan sesuatu.
Ø Mengenal dan melakukan perilaku baik/sopan dan buruk.
Ø Membiasakan diri berperilaku baik.
Ø Mengucapkan dan membalas salam
4.
Faktor
- faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia
Didalam
perkembangan manusia ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan
manusia, dia antaranya faktor Heriditas (keturunan atau bawaan),
kondisi atau faktor lingkungan, dan faktor Maturation (kematangan).
1)
Hereditas
Hereditas
(keturunan atau bawaan) adalah proses penurunan sifat-sifat atau ciri-ciri
tertentu yang ada pada orang tua atau dari keturunan kerabat-kerabat terdekat.
2)
Faktor atau kondisi lingkunganLingkungan merupakan suatu tempat dimana kita saling
membutuhkan atau saling berinteraksi antara manusia yang satu dengan
manusia yang lain. Lingkungan sebagai penentu perkembangan tingkah laku manusia
3)
Faktor Maturation
(kematangan).Kematangan adalah siapnya suatu organ-organ fungsi kehidupan, baik
pisik maupun psychis untuk berkembang dan melakukan tugasnya dengan baik.
4)
Faktor-faktor
yang berasal dari luar individu seperti
mkanan, iklim, kebudayaan,kedudukan anak dalm keluarga, iklim dll, sedangkan
yang menjadi factor umum yaitu kesehatan, intelegensi,Ras dll.
5.
Gangguan
Perkembangan
Gangguan
dapat diartikan sebagai 1) halangan; rintangan; godaan; 2) sesuatu yang
menyusahkan, 3) hal yang menyebabkan ketidakwarasan atau ketidaknormalan (jiwa,
kesehatan, pikiran), 4) hal yang menyebabkan ketidaklancaran. gangguan
perkembangan berarti sesuatu hal yang menyebabkan ketidakmampuan struktur dan
fungsi tubuh untuk berkembang. Dalam arti bahwa proses untuk berkembang menjadi
terhambat.
6.
Jenis-jenis
gangguan
1)
Gangguan
Fisik/ Motorik
Gangguan pertumbuhan fisik motorik meliputi
gangguan pertumbuhan di atas
normal dan gangguan pertumbuhan di bawah normal. Seperti buta, tuli, anggota badan yang tidak
sempurna, kerdil dll.
Anak dengan
serebral palsi dapat
mengalami keterbatasan perkembangan motorik
sebagai akibat spastisitas, athetosis, ataksia,
atau hipotonia.
2)
Gangguan
perkembangan bahasa
Gangguan perkembangan bahasa
pada anak dapat diakibatkan berbagai
faktor, yaitu adanya faktor
genetik, gangguan pendengaran, intelegensia
rendah, kurangnya interaksi anak
dengan lingkungan, maturasi yang
terlambat, dan faktor keluarga. Selain itu,
gangguan bicara juga dapat disebabkan
karena adanya kelainan fisik seperti bibir
sumbing dan serebral palsi. Gagap juga
termasuk salah satu gangguan perkembangan bahasa yang dapat
disebabkan karena adanya tekanan dari orang tua agar anak bicara jelas.
3)
Gangguan Emosi dan Perilaku ( Sosial
emosional)
Selama tahap perkembangan, anak juga dapat
mengalami berbagai gangguan yang terkait dengan
psikiatri. Kecemasan adalah salah satu
gangguan yang muncul pada anak dan memerlukan suatu
intervensi khusus apabila mempengaruh interaksi
social dan perkembangan anak. Contoh kecemasan yang
dapat dialami anak adalah fobia sekolah, kecemasan
berpisah, fobia sosial, dan kecemasan setelah mengalami trauma.
4)
Gangguan
Moral
5)
Gangguan
Kognitif
7.
Fase
Perkembangan Manusia
1)
Periodisasi
yang berdasar biologis
Periodisasi
atau pembagian masa-masa perkembangan ini didasarkan kepada keadaan atau proses
biologis tertentu. Pembagian Aristoteles didasarkan atas gejala pertumbuhan
jasmani yaitu antara fase satu dan fase kedua dibatasi oleh pergantian gigi,
antara fase kedua dengan fase ketiga ditandai dengan mulai bekerjanya kelenjar
kelengkapan kelamin. Fase-fase tersebut yaitu; a) Fase anak kecil: 0 – 6 th, b)
Fase anak sekolah: 7 – 14 th yaitu masa mulai bekerjanya kelenjar kelengkapan
kelamin, dan c) Fase remaja: 14 – 21 th.
2)
Periodisasi
yang berdasar psikologis.
Tokoh
utama yang mendasarkan periodisasi ini kepada keadaan psikologis adalah
Oswald Kroch. Beliau menjadikan masa-masa kegoncangan (trotz)sebagai
dasar pembagian masa-masa psikologi perkembangan, karena beliau yakin bahwa
masa kegoncangan inilah yang merupakan keadaan psikologis yang khas dan
dialami oleh setiap anak dalam masa perkembangannya. Fase-fase tersebut yaitu:
a) dari lahir sampai masa “trotz”( kegoncangan) pertama:
kanak-kanak awal, b) trotz pertama sampai trotz kedua:
masa bersekolah, c) trotz kedua sampai akhir remaja:
masa kematangan.
3.
Periodisasi yang berdasar didaktis
Pembagian
masa-masa perkembangan sekarang ini seperti yang dikemukakan oleh Harvey A.
Tilker, PhD dalam Developmental Psycology to day(1975)
dan Elizabeth B. Hurlock dalam Developmental Psycology(1980)
tampak sudah lengkap mencakup sepanjang hidup manusia sesuai dengan hakikat
perkembangan manusia yang berlangsung sejak konsepsi sampai mati dengan
pembagian periodisasinya.Berikut periodisasi berdasarkan didaktis menurut
Elizabeth B. Hurlock:
1.
Masa
sebelum lahir (pranatal): 9 bulan
2.
Masa
bayi baru lahir (new born): 0-2 minggu
3.
Masa
bayi (babyhood): 2 minggu- 2 th
4.
Masa
kanak-kanak awal (early childhood):2-6 th
5.
Masa
kanak-kanak akhir (later chilhood): 6-12 th
6.
Masa
puber (puberty) 11/12 – 15/16 th
7.
Masa
remaja ( adolesence) : 15/16 – 21 th
8.
Masa
dewasa awal (early adulthood) : 21-40 th
9.
Masa
dewasa madya(middle adulthood): 40-60 th
10.
Masa
usia lanjut (later adulthood) : 60-…..
8.
Klasifikasi
periode/fase perkembangan manusia yang paling luas digunakan:
– Periode prakelahiran (prenatal period), ialah saat dari
pembuahan hingga kelahiran. Periodeini merupakan masa pertumbuhan yang luar
biasa dari satu sel tunggal hingga menjadi organisme yang sempurna dengan
kemampuan otak dan perilaku, yang dihasilkan kira-kira dalam periode 9 bulan.
– Masa bayi (infacy), ialah periode perkembangan yang
merentang dari kelahiran hingga 18 atau 24 bulan. Masa bayi adalah masa yang
sangat bergantung pada orang dewasa. Banyak kegiatan psikologis yang
terjadi hanya sebagai permulaan seperti bahasa, pemikiran simbolis, koordinasi
sensorimotor, dan belajar sosial.
– Masa awal anak-anak (early chidhood), yaitu periode
pekembangan yang merentang dari masa bayi hingga usia lima atau enam tahun,
periode ini biasanya disebut dengan periode prasekolah. Selama masa ini, anak
anak kecil belajar semakin mandiri dan menjaga diri mereka sendiri,
mengembangkan keterampilan kesiapan bersekolah (mengikuti perintah,
mengidentifikasi huruf), dan meluangkan waktu berjam jam untuk bermain dengan
teman-teman sebaya. Jika telah memasuki kelas satu sekolah dasar, maka secara
umum mengakhiri masa awal anak-anak.
– Masa pertengahan dan akhir anak-anak (middle and late
childhood), ialah periode perkembangan yang merentang dari usia kira-kira enam
hingga sebelas tahun, yang kira-kira setara dengan tahun-tahun sekolah dasar,
periode ini biasanya disebut dengan tahun-tahun sekolah dasar.
Keterampilan-keterampilan fundamental seperti membaca, menulis, dan berhitung
telah dikuasai. Anak secara formal berhubungan dengan dunia yang lebih luas dan
kebudayaan. Prestasi menjadi tema yang lebih sentral dari dunia anak dan
pengendalian diri mulai meningkat.
– Masa remaja (adolescence), ialah suatu periode transisi
dari masa awal anak-anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia
kira-kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun.
Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan
tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan
karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan
kumis, dan dalamnya suara. Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan
identitas sangat menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis)
dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga.
– Masa awal dewasa (early adulthood), ialah periode
perkembangan yang bermula pada akhir usia belasan tahun atau awal usia dua
puluhan tahun dan yang berakhir pada usia tiga puluhan tahun. Ini adalah masa
pembentukan kemandirian pribadi dan ekonomi, masa perkembangan karir, dan bagi
banyak orang, masa pemilihan pasangan, belajar hidup dengan seseorang secara
akrab, memulai keluarga, dan mengasuh anak anak.
– Masa pertengahan dewasa (middle adulthood), ialah periode
perkembangan yang bermula pada usia kira-kira 35 hingga 45 tahun dan merentang
hingga usia enam puluhan tahun. Ini adalah masa untuk memperluas keterlibatan
dan tanggung jawab pribadi dan sosial seperti membantu generasi berikutnya
menjadi individu yang berkompeten, dewasa dan mencapai serta mempertahankan kepuasan
dalam berkarir.
– Masa akhir dewasa (late adulthood), ialah periode
perkembangan yang bermula pada usia enam puluhan atau tujuh puluh tahun dan
berakhir pada kematian. Ini adalah masa penyesuaian diri atas berkurangnya
kekuatan dan kesehatan, menatap kembali kehidupannya, pensiun, dan penyesuaian
diri dengan peran peran sosial baru.
1.
Gangguan
Perkembangan Anak
Ø Pengertian
Gangguan
fisik dan motorik adalah anak yang menggalami kelainan atau cacat yang menetap
pada alat gerak ( tulang, sendi, otot ) sedemikian rupa sehingga memerlukan
peleyanan pendidikan khusus jika mengalami gangguan gerakan karena kelayuhan
pada fungsi otak.
Ø Jenis-jenis gangguan Fisik
1)
Malnutrisi (Kurang gizi)
2)
Tuna
netra
3)
Tuna
Daksa
4)
Obesitas (Kelebihan Berat Badan)
5)
Kerdil
Ø
Jenis-jenis
gangguan Motorik
1)
Masalah/ Kesulitan dalam motorik kasar
Ketidak mampuan mengatur keseimbanganØ
Kesulitan koordinasi
Kesulitan koordinasi
2)
Masalah/ Kesulitan dalam Motorik halus
Mengalami kesulitan dalam kegiatan
sehari-hari seperti menyisir rambut, menulis, menggunting, melipat dll.
Ø
Ciri –ciri anak
bergangguan fisik dan motorik
1)
Anggota ,gerak tubuh kaku,lemah,lumpuh
2)
Kesulitan dalam gerakan tidak sempurna, tidak
lentur
3)
Terdapat bagian anggota gerak yang tridak
lengkap, tidak sempurna lebih kecil dari biasanya
4)
Terdapat cacat pada alat gerak
5)
Jari tangan kaku dan dan tidak dapat
menggenggam
6)
Kesulitan pada saat berdiri
7)
Hiperatif/tidak dapat tenang
Ø Faktor penyebab
terjadinya anak bergangguan fisik dan motorik
1)
Faktor penyebab datangnya dari dalam (endogen)
seperti keturunan, penyaki dan lain-lain
2)
Faktor yang penyebabnya dari luar (eksogen)
senyakit lain seperti kecelakaan atau penyakit lain yang menular dari telinga.
2.
Gangguan
Kognitif
Ø Pengertian
Adanya
gangguan kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan
suatu kejadian atau peristiwa. Anak yang
mengalami gangguan di satu atau lebih proses dasar psikologi, termasuk meahami
dan menggunakan bahasa ( verbal) Yang berdampak pada kemampuan berfikir, berbicara, membaca, menulis,
berhitung dll.
Ø Jenis-jenis gangguan
1)
Kesulitan
belajar
-
Ganggun
membaca
-
Gangguan
menulis
-
Gangguan
berhitung
2)
Autisme
-
Gangguan
berbicara
-
Gangguan
kemampuan social
-
Pertumbuhan
dan perkembangan tidak seimbang
-
Abnormalitas
otak
3)
Kesulitan
konsentrasi
3.
Gangguan
Bahasa
Ø
Pengertian
Gangguan
perkembangan bahasa pada anak
dapat diakibatkan berbagai faktor, yaitu
adanya faktor genetik, gangguan
pendengaran, intelegensia rendah, kurangnya interaksi
anak dengan lingkungan,
maturasi yang terlambat, dan faktor
keluarga.
Ø
Gangguan/bahaya didalam perkembangan bicara
pada anak yaitu:
1. Kelemahan didalam berbicara (berbahasa) kosa kata (gagap)
2. Lamban mengembangkan suatu bahasa/didalam berbicara
3. Sering kali berbicara yang tidak teratur
4. Tidak konsentrasi didalam menerima suatu kata (bahasa) dari orang tua/guru.
1. Kelemahan didalam berbicara (berbahasa) kosa kata (gagap)
2. Lamban mengembangkan suatu bahasa/didalam berbicara
3. Sering kali berbicara yang tidak teratur
4. Tidak konsentrasi didalam menerima suatu kata (bahasa) dari orang tua/guru.
Ø Kesalahan yang
umum didalam pengucapan/bahasa (berbicara) pada anak yaitu:
1)
Menghilangkan satu suku kata/lebih biasanya
terletak ditengah-tengah kata contohnya : “buttfly” padahal “butterfly”.
2)
Mengganti huruf/suku kata seperti “tolly”
padahal “Dolly”, “handakerchief” padahal “handkerchief”.
3)
Menghilangkan huruf mati yang sulit untuk
diucapkan oleh anak contohnya : z,w,s,d, dan g.
4)
Huruf-huruf hidup khususnya O yang paling sulit
dikatakan anak (diucapkan)
5)
Singkatan gabungan huruf mati yang sulit
diucapkan oleh anak contohnya : “st, sk, dr, fl, str”.
4.
Gangguan
Sosial Emosional
Ø Selama tahap perkembangan, anak juga dapat
mengalami berbagai gangguan yang terkait dengan
psikiatri. Kecemasan adalah salah satu
gangguan yang muncul pada anak dan memerlukan suatu
intervensi khusus apabila mempengaruh interaksi
social dan perkembangan anak. Contoh kecemasan yang
dapat dialami anak adalah fobia sekolah, kecemasan
berpisah, fobia sosial, dan kecemasan setelah mengalami trauma.
Ø
Bentuk-bentuk tingkah laku sosial itu antara
lain, sebagai berikut :
1)
Pembangkangan
2)
Agresi
3)
Berselisih
atau bertengkar
4)
Menggoda
5)
Persaingan
6)
Kerja
sama
7)
Perkembangan
Moralitas
Ø Jenis-jenis gangguan
1)
Tuna
Laras
2)
Temper
Tantrum
3)
Menarik
diri/Rendah diri
4)
Hipersensitivias
5)
Kecemasan
dan Fobia
6)
Bunuh
Diri
5.
Gangguan
Moral
Moral menyangkut pada sesuatu yang baik dan buruk, benar dan salah
sebagaimana norma-norma yang berlaku. Penyimpangan dan gangguan seringkali
terjadi pada anak hal tersebut tentunya terjadi oleh banyak factor. Boleh jadi
gangguan tersebut diakibatkan oleh gangguan-gangguan dari aspek yang lain
sehingga menyebabkan ketidak fahaman anak akan perbuatan baik dan buruk.
Ø Jenis-jenis gangguan
1)
Anak
suka berkata kotor
2)
Anak
suka bertbohong
3)
Suka
mecuri
4)
Bersikap
agresif
2.
Permendiknas No 58 TAHUN 2009
Ø Pengelompokan
Usia Anak
1. Tahap usia 0
- < 2 tahun, terdiri atas kelompok usia:
a. < 3 bulan
b. 3 - < 6
bulan
c. 6 - < 9
bulan
d. 9 - < 12 bulan
e. 12 - < 18 bulan
f. 18 - < 24 bulan
2. Tahap usia 2 – < 4 tahun, terdiri atas
kelompok usia:
a. 2 – < 3 tahun
b. 3 – < 4 tahun
3. Tahap usia 4 – ≤ 6 tahun, terdiri atas
kelompok usia :
a. 4 – < 5 tahun
b. 5 – ≤ 6 tahun
Ø Standar Tingkat
Pencapaian Perkembangan Anak
Tingkat
Pencapaian Perkembangan Kelompok Usia 4 – ≤ 6 Tahun
|
LINGKUP
PERKEMBANGAN
|
TINGKAT PENCAPAIAN PERKEMBANGAN
|
|
|
USIA 4 - <5 TAHUN
|
USIA 5 - ≤6 TAHUN
|
|
|
I. Nilai-nilai
Agama dan Moral
|
1. Mengenal Tuhan melalui agama yang
dianutnya.
2. Meniru gerakan beribadah.
3. Mengucapkan doa sebelum dan/atau
sesudah melakukan sesuatu.
4. Mengenal perilaku baik/sopan dan
buruk.
5. Membiasakan diri berperilaku baik.
6. Mengucapkan salam dan membalas
salam.
|
1. Mengenal agama yang dianut.
2. Membiasakan diri beribadah.
3. Memahami perilaku mulia (jujur,
penolong, sopan, hormat, dsb).
4. Membedakan perilaku baik dan buruk.
5. Mengenal ritual dan hari besar
agama.
6. Menghormati agama orang lain.
|
|
II. Fisik
A. Motorik
Kasar
|
1. Menirukan gerakan binatang, pohon
tertiup angin, pesawat terbang, dsb.
2. Melakukan gerakan meng-gantung
(bergelayut).
3. Melakukan gerakan melompat,
meloncat, dan berlari secara terkoordinasi
4. Melempar sesuatu secara terarah
5. Menangkap sesuatu secara tepat
6. Melakukan gerakan antisipasi
7. Menendang sesuatu secara terarah
8. Memanfaatkan alat permainan di luar
kelas.
|
1. Melakukan gerakan tubuh secara
terkoordinasi untuk melatih kelenturan, keseimbangan,dan kelincahan.
2. Melakukan koordinasi gerakan
kaki-tangan-kepala dalam menirukan tarian atau senam.
3. Melakukan permainan fisik dengan
aturan.
4. Terampil menggunakan tangan kanan
dan kiri.
5. Melakukan kegiatan kebersihan
diri.
|
|
B. Motorik
Halus
|
1. Membuat garis vertikal, horizontal,
lengkung kiri/kanan, miring kiri/kanan, dan lingkaran.
2. Menjiplak bentuk.
3. Mengkoordinasikan mata dan tangan
untuk melakukan gerakan yang rumit.
4. Melakukan gerakan manipulatif untuk
menghasilkan suatu bentuk dengan menggunakan berbagai media.
5. Mengekspresikan diri dengan berkarya
seni menggunakan berbagai media.
|
1. Menggambar sesuai gagasan-nya.
2. Meniru bentuk.
3. Melakukan eksplorasi dengan berbagai
media dan kegiatan.
4. Menggunakan alat tulis dengan benar.
5. Menggunting sesuai dengan pola.
6. Menempel gambar dengan tepat.
7. Mengekspresikan diri melalui gerakan
menggambar secara detail.
|
|
C. Kesehatan
Fisik
|
1. Memiliki kesesuaian antara usia
dengan berat badan.
2. Memiliki kesesuaian antara usia
dengan tinggi badan.
3. Memiliki kesesuaian antara tinggi
dengan berat badan.
|
1. Memiliki kesesuaian antara usia
dengan berat badan.
2. Memiliki kesesuaian antara usia
dengan tinggi badan.
3. Memiliki kesesuaian antara tinggi
dengan berat badan.
|
|
III. Kognitif
A. Pengetahuan umum dan sains
|
1. Mengenal benda berdasarkan fungsi
(pisau untuk memotong, pensil untuk menulis).
2. Menggunakan benda-benda sebagai
permainan simbolik (kursi sebagai mobil).
3. Mengenal gejala sebab-akibat yang
terkait dengan dirinya.
4. Mengenal konsep sederhana dalam
kehidupan sehari-hari (gerimis, hujan, gelap, terang, temaram, dsb).
5. Mengkreasikan sesuatu sesuai dengan
idenya sendiri
|
1. Mengklasifikasi benda berdasarkan
fungsi.
2. Menunjukkan aktivitas yang bersifat
eksploratif dan menyelidik (seperti: apa yang terjadi ketika air
ditumpahkan).
3. Menyusun perencanaan kegiatan yang
akan dilakukan.
4. Mengenal sebab-akibat tentang
lingkungannya (angin bertiup menyebabkan daun bergerak, air dapat
menyebabkan sesuatu menjadi basah.)
5. Menunjukkan inisiatif dalam memilih
tema permainan (seperti: ”ayo kita bermain pura-pura
seperti burung”).
6. Memecahkan masalah seder-hana dalam
kehidupan sehari-hari.
|
|
B
Konsep bentuk, warna, ukuran dan pola
|
1. Mengklasifikasikan benda berdasarkan
bentuk atau warna atau ukuran.
2. Mengklasiifikasikan benda ke dalam
kelompok yang sama atau kelompok yang sejenis atau kelompok yang berpasangan
dengan 2 variasi.
3. Mengenal pola AB-AB dan ABC-ABC.
4. Mengurutkan benda berdasar-kan 5
seriasi ukuran atau warna.
|
1. Mengenal perbedaan berdasarkan ukuran:
“lebih dari”; “kurang dari”; dan “paling/ter”.
2. Mengklasifikasikan benda berdasarkan
warna, bentuk, dan ukuran (3 variasi)
3. Mengklasifikasikan benda yang lebih
banyak ke dalam kelompok yang sama atau kelompok yang sejenis, atau kelompok
berpasangan yang lebih dari 2 variasi.
4. Mengenal pola ABCD-ABCD.
5. Mengurutkan benda berdasar-kan
ukuran dari paling kecil ke paling besar atau sebaliknya.
|
|
C Konsep bilangan, lambang
bilangan dan huruf
|
1. Mengetahui konsep banyak dan
sedikit.
2. Membilang banyak benda satu sampai
sepuluh.
3. Mengenal konsep bilangan.
4. Mengenal lambang bilangan.
5. Mengenal lambang huruf.
|
1. Menyebutkan lambang bilangan 1-10.
2. Mencocokkan bilangan dengan lambang
bilangan.
3. Mengenal berbagai macam lambang
huruf vokal dan konsonan.
|
|
IV. Bahasa
A
Menerima bahasa
|
1. Menyimak perkataan orang lain
(bahasa ibu atau bahasa lainnya).
2. Mengerti dua perintah yang diberikan
bersamaan.
3. Memahami cerita yang dibacakan
4. Mengenal perbendaharaan kata
mengenai kata sifat (nakal, pelit, baik hati, berani, baik, jelek, dsb.)
|
1. Mengerti beberapa perintah secara
bersamaan.
2. Mengulang kalimat yang lebih
kompleks.
3. Memahami aturan dalam suatu
permainan.
|
|
B. Mengungkapkan Bahasa
|
1. Mengulang kalimat sederhana.
2. Menjawab pertanyaan sederhana.
3. Mengungkapkan perasaan dengan kata
sifat (baik, senang, nakal, pelit, baik hati, berani, baik, jelek, dsb.).
4. Menyebutkan kata-kata yang
dikenal.
5. Mengutarakan pendapat kepada orang
lain.
6. Menyatakan alasan terhadap sesuatu
yang diinginkan atau ketidaksetujuan.
7. Menceritakan kembali cerita/ dongeng
yang pernah didengar.
|
1. Menjawab pertanyaan yang
lebihkompleks.
2. Menyebutkan kelompok gambar yang
memiliki bunyi yang sama.
3. Berkomunikasi secara lisan,
memiliki perbendaharaan kata, serta mengenal simbol-simbol untuk persiapan
membaca, menulis dan berhitung.
4. Menyusun kalimat sederhana dalam
struktur lengkap (pokok kalimat-predikat-keterangan).
5. Memiliki lebih banyak kata-kata
untuk mengekpresikan ide pada orang lain.
6. Melanjutkan sebagian cerita/ dongeng
yang telah diper-dengarkan.
|
|
C. Keaksaraan
|
1. Mengenal simbol-simbol.
2. Mengenal suara–suara hewan/ benda
yang ada di sekitarnya.
3. Membuat coretan yang bermakna.
4. Meniru huruf.
|
1. Menyebutkan simbol-simbol huruf yang
dikenal.
2. Mengenal suara huruf awal dari
nama benda-benda yang ada di sekitarnya.
3. Menyebutkan kelompok gambar yang
memiliki bunyi/huruf awal yang sama.
4. Memahami hubungan antara bunyi dan
bentuk huruf.
5. Membaca nama sendiri.
6. Menuliskan nama sendiri.
|
|
VSosial emosional
|
1. Menunjukkan sikap mandiri
dalam memilih kegiatan.
2. Mau berbagi, menolong, dan membantu
teman.
3. Menunjukan antusiasme dalam
melakukan permainan kompetitif secara positif.
4. Mengendalikan perasaan.
5. Menaati aturan yang berlaku dalam
suatu permainan.
6. Menunjukkan rasa percaya diri.
7. Menjaga diri sendiri dari
lingkungannya.
8. Menghargai orang lain.
|
1. Bersikap kooperatif dengan teman.
2. Menunjukkan sikap toleran.
3. Mengekspresikan emosi yang sesuai
dengan kondisi yang ada (senang-sedih-antusias dsb.)
4. Mengenal tata krama dan sopan santun
sesuai dengan nilai sosial budaya setempat.
5. Memahami peraturan dan disiplin.
6. Menunjukkan rasa empati.
7. Memiliki sikap gigih (tidak mudah
menyerah).
8. Bangga terhadap hasil karya sendiri.
9. Menghargai keunggulan orang lain.
|
Komentar
Posting Komentar